kalau dah rajin menulis:

cinta....kasih..sayang... (221) suara hatiku (203) Alhamdulillah (152) cinta....kasih..sayang...hubbyku (151) nikmat Allah (144) ilmu (109) CHAPTER HIDUPKU..... (96) belajar (90) memori oh memori (75) Puisi/Sajak/Gurindam (74) kerjayaku (73) cabar minda (70) D'Perantauan (65) 1 entri 2 stories (64) nasihat (62) berita (47) keluargaku (44) kerjayaku...kemahiran (44) Chef Shikin...cooking skill (43) cabar diri... (41) Pergilah bercuti (38) Aku Adalah Aku (37) dari seorang sahabatku (35) Mari Melancong (31) Usahawan (30) dugaan..ujian hidup (29) Motivasi diri (28) Siapa kau...dihatiku? (28) resepi aku (27) BUKU (26) Penulisan (26) My Dreams Come True (25) Travel logku (25) ESQ165 (23) pengalaman (22) PERNIAGAAN PALING MENGUNTUNGKAN (18) lucu... (17) sunnah (17) teratak aish (17) Aku Anak Pomen (16) Harilahirku....Shikin Sayang (14) Tazkirah (14) tin@teratak aish (14) art theraphy (12) Doaku (11) HOMEMADE SOAP (11) Jadilah Diri Sendiri (11) Premium Beautiful (11) USAHAWATI UTARA. (11) Best From Northern Series (10) ESTIMAR HOMEMADE AURA SOAP (10) berkebun (9) hobi (9) PENTING (8) Pengumuman (8) Terapi (8) cinta....kasihsayang... (8) Aku Banggali (7) CONTEST D'moontest (7) Projek Senyum (7) Telekung JC Siah Eksklusif (7) imotivasi.com (7) kemahiran belajar. (7) lucu (7) santapan telinga (7) DOA TERAKHIR 39 (6) Datuk Maznah Hamid (6) EID MUBARAK (6) GIVEAWAY 4BY4 SHIKIN SAYANG (6) IABU (6) Joke of the day (6) PETUA TO' NENEK (6) SELAMAT CURTAIN KEDAH (6) Yuniarko Sukendro (6) program (6) ANEKDOT (5) Aku Poshtun (5) I AM AGEL (5) IAB (5) Istikharahku (5) LABBAIK COUNSELLING AND CONSULTANCY CLINIQUE (5) Siapa pakai Premium Beautiful ?? (5) UCAPAN (5) dari blog MITI's (5) Falsafah...fail sampah (4) Fig Colector (4) Giveaway Blogger's (4) Hari Rayaku. (4) IKLAN (4) LEGASI (4) Musibah (4) SELAMAT HARI GURU (4) kreativiti (4) perniagaan (4) Bookreview (3) FISABILILLAH (3) HANDMADE. (3) KENDURI KAHWIN (3) KURSUS CPD IABCU (3) MIKE DAVID (3) MUEZAH (3) Majlis Perkahwinan (3) Mutiara kata.... (3) TNPOD8581 (3) Testimoni (3) anak dagang di perantauan (3) BAHAYA.... (2) Birthday Vacation (2) CAT WORLD (2) COVID19 (2) FAKTA VS AOTA (2) HARI ANUGERAH KUALITI DAN INOVASI (2) Habib (2) I luv ISLAM (2) INDAHNYA NEGERIKU KEDAH DARULAMAN (2) Inovasi (2) JIHAD EMONOMI (2) Karya Kreatif (2) LABAIKK MINI MART (2) MUHAMMAD NOOR AL HARAM (2) PROJEK SUCCESS CORNER SMKAM (2) REMPAH SERBAGUNA MAK TEH BATU 10 (2) SSFG (2) SUNNAH'S FASHION GLAM (2) Tinteratakaish (2) Video ku (2) al (2) my video (2) pohon syurga (2) Aidilfitri (1) Ayah (1) Ben Ashaari ...otai blogger (1) Business (1) DAO (1) DIY PROJEK (1) Dr Azizan Osman (1) FOLLOWER BERTUAH (1) HADIS (1) HARI GURU (1) I (1) I'M MILIONAIRE (1) IRFAN KHAIRI (1) Info Niaga (1) Kartun (1) Kedah Negeriku (1) LABAIK MAK & MOR KITCHEN'S (1) LABAIKK MRNAS SELAMAT ENTERPRISE (1) LOKASI (1) Langsir (1) MAS (1) MINI MART (1) Mak Dan Ayah (1) Maulidurasul (1) NLP (1) PEMBUNUHAN KARAKTER dalam organisasi (1) PROJEK (1) Pekeliling oh pekeliling (1) REZEKI MELIMPAH (1) SEKOLAH MENENGAH TUN SYARIFAH RODZIAH (1) Selamat Hari lahir (1) T (1) UB (1) shikin sayang (1)
Semoga Bahagia Selalu,Sihat dan Kaya. Ameen ya Rabbal Alameen.Sayang Shikin ....

Monday, June 7, 2010

KAJIAN UMUR PANJANG

Dr. Hiromi Shinya dalam bukunya 'The Miracle of Enzyme'. Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi, tidak akan minum susu.


Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah.

Kebahagiaan dan cinta akan meningkatkan faktor enzim tubuh, terkadang bagai keajaiban...

..........



Dr. Hiromi Shinya dalam bukunya 'The Miracle of Enzyme'. Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi, tidak akan minum susu.

Mengapa manusia seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu?

"Itu gara-gara pabrik susu yang terus meng­iklankan produknya", ujar Prof. Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris:

'The Miracle of Enzyme'(Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama.



Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia.

Manusia seharusnya hanya minum susu manusia.

Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi.

Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.



Mengapa susu paling jelek untuk manusia?

Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis?

Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita.



Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan "enzim induk" yang seharusnya lebih baik dihemat.



Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim

induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.



Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dia­lah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan

tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun.



Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia

Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama kariernya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.



Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof. Hiromi sekalian melakukan penelitian.

Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain: susu dan daging.



Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/minuman yang "jelek": benjol-benjol, luka-luka, bi­sul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus.



Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.



Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak.



Akibatnya,

pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan,

makanan yang tidak berserat seperti da­ging, bisa menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi.



Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15% dari seluruh makanan yang masuk ke perut.



Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya rasa, keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabk an. Misalnya, dia minta kita



menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti

bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan.



Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya memang kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak "lomba lari" oleh

mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.



Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu, kata­nya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang le­bih penting agar di mulut makanan bisa ber­cam­pur dengan enzim secara sempurna. Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, se­baiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu.



Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia juga menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat atau lima jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong.



Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot.



Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi "modal" oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah ter­tentu yang

tersimpan di dalam "lumbung enzim-induk" . Enzim-induk ini setiap hari dikeluarkan dari "lumbung"-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim

sesuai keperluan hari itu.



Semakin jelek kualitas makanan yg masuk ke perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.



Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah

dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang ķálȍ lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun demikian.



Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau

makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka.



Minyak yang oksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, mengolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.



Apa saja makanan yang direkomendasikan?

Sayur, biji-bijian, dan buah.



Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang.



Mem­buangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.



Prof. Hiromi sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 ta­hun, tapi belum pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali dia juga makan makanan yang di luar itu. Se­bab, sesekali saja tidak apa-apa.



Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan "jelek" itu masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering.



Terhadap pasiennya, Prof. Hiromi juga menerapkan "pengobatan" seperti itu. Pasien-pa­sien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan "pengobatan" alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan.



Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara

keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain.



Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.

Saya mencoba mengikuti saran buku ini se­bulan terakhir ini. Tapi, baru bisa 50 persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru turun lagi sebulan ke depan.



Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah.



Article lain mengenai Dr. Hiromi Shinya dalam bukunya 'The Miracle of Enzym':

saya pernah melihat acara di TV membahas penyakit tumor otak yang diderita Gugun Gondrong. Dari bincang-bincang tersebut salah seorang sahabat Gugun Gondrong mengungkapkan bahwa selama ini Gugun Gondrong tidak pernah mengeluh tentang penyakit kecuali sakit maag yang tidak lain adalah penyakit lambung. Selain itu, salah satu narasumber yang hadir pada acara tersebut menyatakan bahwa faktor makanan tidak ada kaitannya dengan kejadian tumor otak tersebut. Kalau saya mendengar pernyataan ini 2 minggu yang lalu mungkin saya tidak terlalu tertarik untuk mengomentarinya. Tapi karena saya baru saja menyelesaikan membaca buku 'The Mircle of Enzym'-nya Hiromi Shinya, saya jadi tergelitik untuk memberi komentar.



Bukan masalah

Gugun Gondrong yang akan saya bahas (kalau musibah tersebut saya ikut berdoa semoga Allah segera memberi kesembuhan dan ia dapat sehat serta

beraktifitas seperti sediakala) melainkan pernyataan makanan, sakit maag dan tumor otak yang menarik perhatian saya.



Dalam buku tersebut dikatakan bahwa makanan dan keadaan saluran pencernaan (antara lain lambung dan usus) berhubungan dengan timbulnya tumor entah jinak atau ganas, dan lebih jauh lagi dapat berhubungan dengan semua penyakit baik yang sudah muncul mau pun yang masih dorman (belum muncul).



Bagaimana hal tersebut dapat diterangkan?

Hiromi memaparkan bahwa seluruh tubuh dan fungsinya yang tak terhitung banyaknya dapat dipahami dengan sebuah kata kunci, yaitu enzim. Makhluk

hidup, entah manusia, hewan atau tumbuhan sekalipun tak akan dapat bertahan tanpa adanya enzim. Lebih dari 5.000 jenis enzim vital diciptakan dalam

sel-sel tubuh kita dan kita juga memproduksi enzim dengan menggunakan enzim yang terdapat di dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.



Bila kita kekurangan enzim tertentu atau yang lebih parah kehabisan enzim tertentu maka timbullah penyakit.

Sehingga secara umum, bila ingin menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit maka kita perlu memperhatikan apa, kapan dan bagaimana makanan dan minuman kita. Dan karena makanan dan minuman dapat "digunakan" oleh sel-sel tubuh kita setelah melewati organ pencernaan, maka penting sekali menjaga agar lambung dan usus kita selalu sehat (dari pengalamannya sebagai ahli endoskopi gastrointestinal, ia memperlajari bahwa bila sistem pencernaan seseorang bersih maka orang tersebut dapat melawan penyakit jenis apa pun dengan mudah, sebaliknya bila sistem pencernaan seseorang tidak bersih, orang tersebut rentan menderita suatu penyakit)



Untuk singkatnya ada beberapa faktor yang harus dilakukan (atau dihindari) untuk menjaga agar karakteristik lambung dan usus tetap baik yang oleh Dr.Shinya disebut 7 kunci untuk hidup sehat :



1. Menu makanan yang baik, yaitu terdiri dari:



a. 85-90% makanan nabati berupa biji-bijian, sayuran dan buah-buahan (yang paling baik adalah yang ditanam secara organik, karena bahan kimia hanya memboroskan "energi dan enzim" yang sebenarnya bisa dipakai untuk keperluan lain tubuh kita).



b. Sekitar 10-15% berupa protein, sumber paling baik adalah ikan kecil (karena ikan besar mengandung merkuri) dan konsumsi daging sapi atau domba harus dibatasi atau dihindari.



c. Makanan dan bahan yang harus dihindari/dibatasi : teh hijau jepang, teh cina, kopi, makanan yang manis dan gula, nikotin, alkohol, cokelat, lemak dan minyak, garam meja biasa (gunakan garam laut yang mengandung mineral).



d. Cara makan yang baik adalah berhenti makan 4-5 jam sebelum tidur, mengunyah setiap suap 30-50 kali, makan buah atau minum jus 30-60 menit sebelum waktu makan dan konsumsilah lebih banyak makanan mentah atau dikukus sebentar ( menggoreng sangat tidak dianjurkan);



2. Mengkonsumsi air yang baik, yaitu air yang memiliki kekuatan reduksi yang besar, yang belum terpolusi oleh zat-zat kimia:



a. Orang dewasa sebaiknya minum 6-10 gelas setiap hari,



b. Minum 1-3 gelas air setelah bangun tidur pagi hari,



c. Minum 2-3 gelas air sekitar 1 jam sebelum setiap waktu makan.



3. Pembuangan yang teratur (jangan gunakan obat pencahar).



4. Olah raga secukupnya (olah raga berlebihan justru akan menghasilkan sejumlah radikal bebas yang besar).



5. Istirahat yang cukup:



a. Pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam dan dapatkan tidur 6-8 jam tanpa terputus;



b. Lakukan tidur singkat setelah makan siang (sekitar 30 menit)



6. Pernapasan dan meditasi:



a. Bermeditasi,



b. Berpikiran positif,



c. Kenakan pakaian longgar yang tidak menyesakkan napas.



7. Kebahagiaan dan cinta:



a. Kebahagiaan dan cinta akan meningkatkan faktor enzim tubuh, terkadang bagai keajaiban,



b. Luangkan waktu untuk sikap menghargai,



c. Hidup penuh semangat dan hadapi hidup, pekerjaan dan orang-orang yang Anda cintai dengan sepenuh hati.Memang, menjaga kesehatan cukup sulit, butuh pengorbanan dan terkadang cukup mahal harganya. Tetapi bila kita sakit, tidak saja lebih mahal harganya, melainkan juga lebih terasa sulitnya.



Selamat Hidup Sehat. Tuhan Memberkati :)sayangi diri anda...salam sayang..sayang selalu....Sayang Shikin

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Ya Allah ...makhbulkanlah impianku.

Ya Allah ...makhbulkanlah impianku.
Ya Allah Kurniakanlah kerinduan untuk bertemu dengan Mu dan kenikmatan memandang wajahMU. Pandanglah aku hambaMu yang hina ini. Ya ArhamarrRohim.Amin Ya Robbal Alamin..in